6 JENIS ANTIBIOTIK YANG UMUM DIGUNAKAN
Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan
untuk mengobati infeksi bakteri dan parasit tertentu.
Obat ini tidak dapat digunakan untuk mengatasi
infeksi virus (misalkan influenza, Covid-19, dsb.) dan infeksi jamur (misalkan
sariawan, gatal karena jamur, dll.).
Obat yang punya nama lain antimikroba ini
umumnya diberikan dokter dalam bentuk sirup, tablet, kapsul, krim, salep, atau
obat suntik.
Melansir laman resmi Patient, penggunaan obat antibiotik yang tepat dapat membantu
mengatasi penyakit. Obat ini tidak boleh
sembarangan digunakan atau dikonsumsi, tanpa pengawasan dokter.
Jika tidak tepat digunakan, kuman biang
penyakit bisa kebal atau resisten terhadap antibiotik. Dampaknya, penyakit jadi
sulit diobati di kemudian hari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut.
resistensi antibiotik akibat penggunaan obat antibiotik sembarangan kini
menjadi ancaman kesehatan global. Dokter umumnya sangat berhati-hati saat
memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit yang serius. Melansir
NHS, antibiotik baru diberikan apabila infeksi sulit sembuh tanpa obat,
menular, sulit sembuh tanpa bantuan pengobatan, berisiko memicu komplikasi
parah.
Orang yang rentan terkena infeksi parah
terkadang juga diberi obat antibiotik sebagai langkah pencegahan atau
profilaksis antibiotik.
Jadi, Anda jangan heran apabila para dokter
tidak memberikan antibiotik untuk penyakit akibat infeksi virus, jamur, atau
infeksi bakteri yang sifatnya ringan.
Pilihan antibiotik yang diberikan dokter,
tergantung infeksi kuman yang menyerang tubuh. Karena, satu jenis antibiotik
hanya efektif untuk melawan bakteri atau parasit tertentu.
Dokter juga menimbang kondisi kesehatan
penderita, tingkat keparahan penyakit, kondisi ginjal, dampaknya saat dipadukan
dengan obat lain, riwayat alergi, persebaran penyakit di suatu daerah. dll. Terdapat
ratusan obat antibiotik dengan nama berbeda-beda.
Berikut
beberapa jenis-jenis antibiotik yang umum beserta fungsinya:
1. Penisilin
Fungsi antibiotik ini jamak digunakan untuk mengobati infeksi
umum misalkan infeksi umum, infeksi kulit, dada, dan saluran kencing.
Jenis antibiotik penisilin contohnya penisilin dan
amoksisilin.
2. Cephalosporin
Fungsi antibiotik ini jamak digunakan untuk mengobati infeksi
yang sifatnya serius, seperti septikemia dan meningitis.
Jenis antibiotik cephalosporin contohnya cephalexin.
3. Aminoglikosida
Fungsi antibiotik ini untuk mengobati infeksi yang sangat
berbahaya seperti septikemia. Penggunaan antibiotik ini perlu ekstra hati-hati
dan hanya dilakukan tenaga kesehatan di rumah sakit.
Pasalnya, obat ini memiliki efek samping serius seperti
gangguan pendengaran dan kerusakan ginjal.
Obat ini biasanya berupa obat suntik. Tapi, ada juga yang
berupa obat tetes untuk infeksi telinga dan mata.
Jenis antibiotik aminoglikosida contohnya gentamisin dan
tobramycin.
4. Tetrasiklin
Fungsi antibiotik ini untuk mengobati beragam infeksi seperti
jerawat membandel dan penyakit kulit rosacea.
Jenis antibiotik tetrasiklin contohnya tetrasiklin dan
doksisiklin.
5. Makrolida
Fungsi antibiotik ini untuk mengatasi penyakit infeksi
paru-paru dan dada.
Antibiotik ini juga bisa menjadi obat alternatif untuk orang
yang alergi antibiotik jenis penisilin, atau mengobati penyakit infeksi bakteri
yang restisten antibiotik penisilin.
Jenis antibiotik makrolida contohnya eritromisin dan
klaritromisin.
6. Fluoroquinolone
Fungsi antibiotik ini untuk mengatasi beragam penyakit
infeksi, terutama infeksi saluran pernapasan dan infeksi saluran kencing.
Antibiotik ini jarang diberikan untuk pengobatan rutin jangka
panjang karena memiliki efek samping yang serius.
Jenis antibiotik fluoroquinolones contohnya ciprofloxacin dan
levofloxacin.
Saat diberi obat antibiotik dari dokter, Anda wajib
mengonsumsinya dengan cara yang benar. Perhatikan cara mengonsumsi obat apakah
perlu dalam kondisi perut kosong atau perlu makan terlebih dahulu, dosisnya,
dan petunjuk lain.
Hal yang
tak kalah penting, pastikan Anda menghabiskan seluruh antibiotik agar
pengobatan benar-benar tuntas. Hindari menghentikan pengobatan di tengah jalan
tanpa persetujuan dokter.
-------------------------<< Semoga Bermanfaat >>-------------------------