MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN SIRUP


Menurut Farmakope Indonesia III, sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa (C12 H22 O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.

a.        Pemanis
Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari kalori yang dihasilkan dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori rendah. Adapun pemanis berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarin dan sukrosa sedangkan yang berkalori rendah seperti laktosa.

b.        Pengawet antimikroba
Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau jamur.

c.         Perasa dan Pengaroma
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai rasa yang enak. Karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang enak dan wangi. Pemberian pengaroma ini harus sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalkan sirup dengan rasa jeruk diberi aroma citrus.

d.        Pewarna
Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisen dengan rasa. Juga banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator.

Alasan bahan tambahan yang dipilih
1.      Propil Paraben (Farmakope Indonesia IV hal 527 , Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 526 )
Warna                          : tidak berwarna
Rasa                             : tidak berasa
Bau                              : tidak berbau
Pemeriaan                    : serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna
Kelarutan                   : sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan eter, sukar larut dalam air mendidih.
Titik lebur                     : antara 950 dan 980
pKa / pKb                   : pKa 8,4 pada 22°C
Bobot jenis                   : 180,21 g/mol
pH larutan                    : 4-8
Stabilitas             : Kelarutan dalam air pada pH 3-6 bisa disterilkan dengan autoclaving tanpa mengalami penguraian, pada pH 3-6 kelarutan dalam air stabil (penguraian kecil dari 10%)
Inkompatibilitas : dengan senyawa magnesium trisiklat, magesium silikat.
Kegunaan                     : sebagai pengawet

2.      Metil paraben / Nipagin (Sumber ; FI Edisi III, Halaman 378)
Warna                          : Putih
Rasa                             : Tidak mempunyai rasa
Bau                              : Hampir tidak berbau
Pemerian                      : Serbuk hablur halus
Kelarutan                 : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 25 bagian etanol (95 %) P, dan dalam 3 bagian aseton P ; mudah larut dalam eter P, dan dalam alkali hidroksida.
Titik Lebur                   : 1250C sampai 1280C
Pka/pkb                       : 8,4
Bobot Jenis                  : 1,352 gr/cm3 atau 1,352 gr/ml
pH larutan                    : 3-6
Stabilitas                       : Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
Khasiat                         : Bahan Pengawet

Kombinasi metil paraben dan propil paraben merupakan kombinasi sinergis yang dapat memperluas spektrum anti-mikroba. Larut dalam pelarutnya (HOPE 5, hal 467).
Metil paraben [0,18% bersama dengan propil paraben (0,02%)] telah digunakan sebagai pengawet pada beberapa obat parenteral. Sebagai aturan efek pengawet bertambah dengan kombinasi ester p-hidroxybenzoat lain atau dengan penambahan 2-5% pripilan glikol (HOPE 6, 442)

3.      Sukrosa (Handbook of Pharmaceutical Excipients edisi 5  hal 744-747)
Warna                          : tidak berwarna
Rasa                             : manis
Bau                              : tidak berbau
Pemeriaan                    : kristal, tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tidak berbau dan rasa manis.
Kelarutan                     : air (1:0,5), air 100°C (1:0,2), etanol 95% (1:170)
Titik lebur                     : 0 dan 1790
Stabilitas                       : stabil pada suhu ruang dengan kelembaban relatif sedang, dapat mengabsorpsi hingga 1% lembab yang dilepaskan pada  pemanasan  900C.  Larutan  sukrosa  dapat  menjadi  tempat pertumbuhan bagi mikroorganisme namun pada konsentrasi di atas 60% b/b dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dapat terbentuk gula invert pada suhu 110-1450C. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat dingin dan kering.
Inkompatibilitas       : serbuk  sukrosa  dapat  terkontaminasi  oleh  sebuah logam berat yang cenderung tidak tercampurkan dengan bahan aktif, misal asam askorbat. Sukrosa tidak tercampurkan dengan aluminium. Dapat membentuk gula invert bila dicampurkan dengan asam pekat/encer.
Kegunaan                     : Pemanis

4.      Sorbitol (Farmakope Indonesia IV hal 756 , Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 596 )
Warna                          : putih
Rasa                             : manis
Bau                              : tidak berbau
Pemeriaan                    : serbuk, granul atau lempengan, higroskopis, warna  putih, rasa manis.
Kelarutan                   : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, metanol dan asam asetat.
Titik lebur                     : 1740 – 1790
Bobot jenis                   : 180,21 g/mol
pH larutan                    : 4,5-7
Stabilitas                       : Bersifat higroskopis
Kegunaan                     : Anti Caplocking ( untuk mncegah kristalisasi gula [sukrosa] pada daerah leher botol [caplocking]

5.      Sakarin (FI ed. IV hal. 748)
Rumus Empiris  : C7H5NO3S
Berat Molekul              : 183,18
Pemerian                      : Serbuk atau hablur putih, tidak berbau atau berbau aromatik lemah. Larutan encer sangat manis. Larutan asam bereaksi terhadap lakmus
Kelarutan                     : Agak sukar larut dalam air, dalam kloroform, dan dalam eter, larut dalam air mendidih, sukar dalam etanol
Konsentrasi                  : 0,02 – 0,5%
Kegunaan                    : Pemanis (mempunyai sifat yang stabil, nilai kalori rendah, dan harga relatif murah dibanding dengan pemanis sintetis lainnya. Nilai konsumsi yang diperbolehkan oleh FAO (Food and Agriculture Organization) adalah 5 mg/kgBB/hari, sedangkan menurut penelitian lainnya menunjukkan bahwa sakarin pada dosis 30-300 mg/hari (0,43-4,3 mg/kgBB/hari) tidak meningkatkan risiko kanker pada manusia (Deshpande, 2002)
Stabilitas                 : Terjadi dekomposisi hanya pada suhu 1250 C dan dalam pH yang rendah ( pH 2 )
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup dan simpan ditempat yang sejuk dan kering


REFERENSI 

Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1979 . Farmakope Indonesia Edisi     III . Jakarta : Dekpes RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1995 . Farmakope Indonesia Edisi     IV . Jakarta : Dekpes RI

LihatTutupKomentar