ANTIBIOTIK



Infeksi bakteri dapat terjadi bila bakteri mampu melewati barrier mukosa atau kulit dan menembus jaringan tubuh. Pada umumnya tubuh berhasil untuk mengeliminasi bakteri tersebut dengan respon imun yang dimiliki. Tetapi apabila bakteri berkembang biak lebih cepat daripada aktivitas respon imun tersebut maka akan terjadi suatu penyakit infeksi yang disertai dengan tanda inflamasi.
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik dapat bersifat bakteriostatik atau bakterisid [2]. Bakteriostatik yaitu bekerja dengan menghambat proliferasi bakteri dan selanjutnya sistem imun pejamu yang akan membunuh bakteri contohnya seperti : tetracycline, sulfonamide, trimetoprim, clindamycin, erytromycin dan chloramfenicol. Sedangkan bakterisid adalah bekerja dengan cara membunuh bakteri contohnya seperti : metronidazol, rifamficin, quinolon, vancomycin, aminoglikosida, dan beta lactam.

Mekanisme kerja antibiotik antara lain :
1.      Menghambat sintesis dinding sel (golongan beta lactam dan polipeptida)
2.      Menghambat sintesis protein (golongan aminoglikosida, chloramfenicol, macrolida, clindamycin, tetracycline)
3.      Antagonis folat/menghambat enzin-enzim sesensial dengan metabolisme folat [1] (golongan sulfonamide dan trimetoprim)
4.      Mempengaruhi metabolisme/sintesis asam nukleat (golongan quinolone dan fluoroquinolone)

Golongan antibiotik
a.       Golongan beta laktam (penicillin, cephalosporin, carbapenem, monobactam)
Ø  Penicilline (penicilline G, penicilline V, ampicilline, amoxicilline)
Ø  Cephalosporin. Untuk golongan obat ini terdapat beberapa generasi diantaranya adalah : generasi ke-I (cefadroxil), generasi ke-II (cefuroxime), generasi ke-III (cefoferazone, cefotaxime, ceftazidime, ceftriaxone, cefixime), generasi ke-IV (cefefime)
Ø  Carbapenem (imipenem, meropenem)
Ø  Monobactam (aztreonam)
b.      Golongan polipeptida (bacitracin, vancomycin)
c.       Golongan aminoglikosida (gentamycin, kanamycin, amikacin, streptomycin, tobramycin, neomycin)
d.      Golongan tetracycline (doxycycline, tetracycline, chlortetracycline, oxytetracycline, minocycline)
e.       Golongan makrolida (spiramycin, clarithromycin, azithromycin, erythromycin)
f.       Golongan sulfonamide (sulfamethoxazole, sulfasalazine, sulfadoxine, sulfadiazine, sulfacetamide)
g.      Golongan quinolone (asam pipemidat dan asam nalidiksat)
h.      Golongan fluoroquinolone (ciprofloxacin, moxifloxacin, levofloxacin, norfloxacin, ofloxacin)


Semoga artikel ini bermanfaat bagi yang membaca terimakasih ................... ^_^
Semoga sehat selalu aamiin


Referensi
1.        Kemenkes RI. Pedoman umum penggunaan antibiotik. Jakarta: kemenkes RI. 2011.
2.        Gunawan SG, Setiabudy R, editors. Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2011.

LihatTutupKomentar