Mekanisme kerja Injeksi Fluorodeoxyglucose (FDG)
Fluorodeoxyglucose (FDG) adalah sejenis bahan radiofarmasi yang digunakan dalam teknik pencitraan medis yang dikenal sebagai tomografi emisi positron (positron emission tomography/ PET). FDG adalah analog glukosa yang telah dimodifikasi dengan penggantian atom oksigen dengan fluorida radioaktif.
Mekanisme
kerja FDG à berhubungan dengan proses metabolisme glukosa di
dalam tubuh. FDG diinjeksikan ke dalam tubuh dan beredar melalui aliran darah.
Setelah injeksi, FDG akan masuk ke dalam
sel-sel tubuh yang membutuhkan glukosa sebagai sumber energi, seperti otak,
jantung, dan tumor. Namun, FDG tidak dapat sepenuhnya dimetabolisme oleh
sel-sel ini.
Saat FDG masuk ke dalam sel,
enzim yang disebut hexokinase akan mengfosforilasi FDG menjadi FDG-6-fosfat.
Namun, FDG-6-fosfat tidak dapat diubah lebih lanjut oleh enzim-enzim metabolik
seluler dan tetap terperangkap di dalam sel. Ini disebabkan oleh keberadaan
gugus fluorida radioaktif yang mencegah pemutaran selanjutnya dalam jalur
metabolisme glukosa.
Partikel radioaktif fluorida-18 (18F)
yang terikat pada FDG menghasilkan emisi positron. Positron ini hanya hidup
dalam waktu yang sangat singkat (kurang dari satu milidetik) sebelum bertemu
dengan elektron di sekitarnya. Interaksi positron-elektron ini menghasilkan
emisi dua foton sinar gamma dengan energi khas.
Detektor PET kemudian mendeteksi
sinar gamma ini dan menggunakan data tersebut untuk membentuk gambar tiga
dimensi dari tubuh. Dalam pencitraan PET, intensitas sinyal yang lebih tinggi
menunjukkan daerah di dalam tubuh yang memiliki metabolisme glukosa yang lebih
tinggi, seperti daerah tumor yang aktif atau jaringan otak yang membutuhkan
energi.
Pencitraan dengan FDG PET
biasanya digunakan dalam diagnosis dan penilaian penyakit seperti kanker, tumor
otak, penyakit jantung koroner, dan penyakit Alzheimer. FDG PET juga dapat
memberikan informasi penting tentang respons terapi pada pasien yang menjalani
pengobatan kanker atau penyakit lainnya.
Penting
untuk dicatat
bahwa prosedur FDG PET melibatkan paparan radiasi yang sangat rendah. Dosis radiasi yang diterima oleh pasien dari
injeksi FDG biasanya tidak berbahaya dan dianggap aman dalam praktik medis yang
tepat.
Namun, sebelum menjalani prosedur
pencitraan FDG PET atau menggunakan obat injeksi FDG, penting untuk
berkonsultasi dengan dokter Anda untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci
tentang mekanisme kerja, indikasi, dan risiko yang terkait dengan penggunaan
obat ini.
Referensi :
Jadvar, H., & Alavi, A. (2018). 18F-FDG uptake in lung, breast, and colon cancers: molecular biology correlates and disease characterization. Journal of nuclear medicine, 59(7), 1017-1020.
Gambhir, S. S. (2002). Molecular imaging of cancer with positron emission tomography. Nature Reviews Cancer, 2(9), 683-693.
Yeung, H. W., Grewal, R. K., Gonen, M., Schöder, H., Larson, S. M., & Patterns of (2003). (18) F-FDG PET uptake in prostate cancer. Journal of Nuclear Medicine, 44(5), 623-629.
Townsend, D. W., Carney, J. P., Yap, J. T., & Hall, N. C. (2004). PET/CT today and tomorrow. Journal of Nuclear Medicine, 45(Supplement 1), 4S-14S.
Cheng, G., Torigian, D. A., Zhuang, H., & Alavi, A. (2013). When should we recommend use of dual time-point and delayed time-point imaging techniques in FDG PET?. European Journal of Nuclear Medicine and Molecular Imaging, 40(5), 779-787.