BAHAYA PENYAKIT MALARIA




Gambar: Nyamuk Anopheles

Penyakit malaria adalah salah satu permasalahan kesehatan yang mendunia, karena kasus malaria yang tinggi dapat berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi bahkan dapat mengancam keselamatan jiwa manusia. Penyakit ini disebabkan oleh Plasmodium yang terdiri dari empat jenis yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax, dan akhir-akhir ini dilaporkan spesies Plasmodium knowlesi diketahui menyebabkan malaria pada manusia di banyak negara di Asia Tenggara. Dari lima  jenis spesies Plasmodium, yang paling menyebabkan banyak kematian akibat malaria adalah Plasmodium falciparum[1]. Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria serebral, yang ditandai dengan koma, lesu, susah makan, hemoglobinuria, dan gejala lainnya. Fase aseksual dari Plasmodium falciparum melibatkan sel darah merah dalam kinerjanya. Selama fase aseksual ini, parasit malaria menggunakan hemoglobin dari sel darah merah sebagai sumber makanannya[2].
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya malaria diantaranya tidak adanya kesadaran untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu dengan tidak memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar untuk menghilangkan tempat-tempat nyamuk bersarang. Begitupun suhu sangat mempengaruhi panjang pendeknya suatu siklus atau masa inkubasi ekstrinsik. Makin tinggi suhu, maka semakin panjang masa ekstrinsiknya. Hujan yang berselang dengan panas dapat memepengaruhi perkembangan larva nyamuk. Air hujan yang menimbulkan genangan air merupakan tempat yang ideal untuk perindukan nyamuk malaria. Dengan bertambahnya tempat perindukan, maka populasi nyamuk malaria akan bertambah sehingga bertambah pula jumlah penularannya. 
Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan cara 3M antara lain yaitu, (1) menguras tempat-tempat penampungan air ( WC, bak mandi, ember, vas bunga, tempat minum burung minimal seminggu sekali ), (2) menutup rapat semua tempat-tempatpenampungan air (drum, ember, dll ), (3) mengubur semua barang-barang bekas yang ada disekitar atau diluar rumah yang dapat menampung air hujan. Selain 3M yang harus dilakukan untuk menghindari atau mengurangi kontak gigitan nyamuk Anopheles dengan menggunakan pemakaian kelambu berinsektisida, penjaringan rumah, pemakaian obat nyamuk, pemakaian lotion anti nyamuk, membunuh jentik (kegiatan antilarva) baik secara kimiawi (larvisida) maupung biologik, mengurangi tempat perindukan, segera mengobati penderita malaria jika sudah ada keluarga yang terkena malaria.


Semoga artikel ini bermanfaat bagi yang membaca terimakasih ................... ^_^
Semoga sehat selalu aamiin










Referensi
1.      Waingeh, V.F., Groves, A.T. and Eberle, J.A. 2013. Binding of Quinoline-Based Inhibitors to Plasmodium falciparum Lactate Dehydrogenase: A Molecular Docking Study. Open Journal of Biophysics, 3, 285-290.
2.      Miura, T., et al. 2010. Improvement of both plasmepsin inhibitory activity and antimalarial activity by 2-aminoethylamino substitution. Bioorganic & Medicinal Chemistry Letters, 20, 4836–4839.


LihatTutupKomentar